Sabtu, 16 April 2016

laporan MLP


BAB I
PENDAHULUAN
Kambing potong merupakan suatu ternak ruminansia yang dipelihara untuk dipotong dan dapat menghasilkan daging untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas kambing dipengaruhi oleh dua faktor yaitu 70% faktor lingkungan dan 30% genetik. Faktor lingkungan memegang peranan penting saat membentuk karakter ternak karena memiliki presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan faktor genetik. Saat kondisi faktor lingkungann tidak optimal maka akan mempengaruhi produktivitas ternak. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap produktivitas pada ternak maka dilakukan pengukuran dengan mengetahui temperatur lingkungan, kelembaban, suhu tubuh, suhu rektal, dan denyut nadi. Untuk  meningkatkan produktivitas ternak maka salah satu upaya lain selain iklim adalah perbaikan mutu makanan ternak. Karena pakan ternak merupakan bagian yang sangat penting dari usaha peternakan.
Tujuan dari Praktikum Manajemen Lingkungan Peternakan adalah untuk mengetahui respon fisiologis ternak terhadap lingkungan sehingga peternak dapat menentukan lokasi yang nyaman untuk ternak sehingga dapat meningkatkan  produktivitas ternak.

 BAB II
MATERI DAN METODE
Praktikum Manajemen Lingkungan Peternakan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 1 Maret 2016 pukul 06.00 WIB hingga hari Sabtu, tanggal  l5 Maret 2016 pukul 18.00 WIB di Kandang Kambing, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum Manajemen Lingkungan ternak berupa 5 kambing potong yang terdiri dari 3 kambing Peranakan Ettawah dan 2 kambing Kacang. Alat yang digunakan dalam praktikum Manajemen Lingkungan Peternakan adalah hygrometer yang berfungsi untuk mengukur suhu lingkungan dan kelembaban, thermometer klinis yang berfungsi untuk mengukur suhu rectal ternak, stethoscope yang berfungsi untuk mengukur denyut nadi, stopwatch berfungsi untuk member batasan waktu, handlycounter berfungsi untuk menghitung banyaknya denyut nadi dan frekuensi nafas dan alat tulis berfungsi untuk mencatat data yang diperoleh.

2.2. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum Manajemen Lingkungan Peternakan adalah metode partisipasi aktif yang dilakukan dengan mengamati ternak di lingkungan kandang kambing.
2.3. Variabel yang Diukur

Variabel yang diukur dalam praktikum Manajemen Lingkungan Peternakan adalah aspek lingkungan yang terdiri dari suhu dan kelembaban, aspek fisiologis yang terdiri dari pengukuran suhu rektal, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan HTC yang meliputi Indeks Benezra dan Indeks Rhoad.
Cara kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
  Aspek lingkungan abiotik meliputi :
2.3.1.1.  Suhu, pengamatan pada suhu dilakukan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang, dan sore dengan menggunakan hygrometer selama 5 hari berturut-turut.
2.3.1.2.  Kelembaban, pengamatan kelembaban udara diamati  sebanyak tiga kali sehari pagi, siang dan sore dengan menggunakan hygrometer selama 5 hari berturut-turut.
2.3.1.3.  Temperature Humidity Indeks (THI), dihitung dengan menggunakan rumus :
THI = T  0,55 × ( 1 ) × ( T  58)
Keterangan  :
THI : Temperature Humidity Indeks
T     : Temperatur Udara (oF)
   rH   : Kelembaban Udara (%)




    Aspek fisiologis kambing meliputi :
2.3.2.1. Suhu rekta; kambing, pengukuran suhu dengan mrnggunakan thermometer klinis dengan dimasukkan ke dalam rektum kambing sebanyak tiga kali sehari pada pagi, siang dan sore.
2.3.2.2. Frekuensi Nafas dan Denyut Nadi, pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali sehari pagi, siang dan sore pada masing-masing kambing. Frekuensi nafas dengan durasi selama 1 menit dihitung frekuensinya dengan didekatkan tangan pada hidung. Denyut nadi dihitung dengan didengarkan nadi kambing dengan stetoskop pada bagian samping kaki kiri dalam durasi 1 menit.
2.3.2.3. Daya tahan panas kambing
Indeks Rhoad dihitung dengan rumus :
HTC = 100  10  (Tf  Ti)
Keterangan :
HTC : Heat Tolerance Coefficient
Tf : Suhu Tubuh Siang
Ti : Su

Tidak ada komentar:

Posting Komentar