Sabtu, 16 April 2016

laporan ITP


BAB I
PENDAHULUAN
Hijauan pakan yang sering digunakan untuk ternak adalah legum dan rumput. Bahan tanam untuk rumput berupa biji, pols, dan stek, sedangkan legum berupa biji dan stek. Pemilihan bahan tanam dan pengolahan lahan yang tepat dengan lingkungannya dapat memberikan produksi yang tinggi. Produksi hijauan pakan di Indonesia masih terhitung rendah karena banyak dari peternak tidak mempertimbangkan ketersedian lahan untuk tanaman pakan terutama peternak skala kecil, sehingga perlu dilakukan pengolahan lahan agar lahan yang minimum dapat menghasilkan produksi hijauan pakan yang maksimum. Bidang peternakan produksi hijauan memegang peranan sangat penting. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi hijauan adalah intensitas cahaya, curah hujan, benih atau bibit yang digunakan dan manajemen sistem pengolahan lahan. Pengolahan lahan yang biasa dilakukan meliputi pembersihan, pembajakan, penggaruan dan penyiapan bibit.
Tujuan dalam praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui cara pengolahan lahan penanam, cara penanaman serta pemeliharaan tanaman agar hasilnya optimum. Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan mampu memilih bahan tanam yang sesuai sehingga dapat menghasilkan hasil yang optimum dari tanaman pakan yang dikembangkan, mampu mengolah tanah yang akan digunakan untuk lahan penanaman hijauan pakan, serta dapat mengetahui perlakuan terhadap tanaman hijauan pakan yang di tanam.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hijauan Pakan
Hijauan adalah makanan pokok ternak ruminansia yang berupa rerumputan dan daun-daunan. Bahan untuk hijauan pakan dapat dikelompokkan menjadi hijauan segar, hijauan limbah pertanian, hijauan awetan, dan limbah pengolahan pertanian (Rukmana, 2009). Makanan hijauan ialah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan. Termasuk kelompok makanan hijauan ini ialah bangsa rumput, leguminosa dan hijauan dari tumbuhan-tumbuhan lain seperti daun nangka, aur, daun waru, dan lain sebagainya (Aak, 2012).

2.1.1. Jagung manis

Jagung manis (Zea mays saccharata)  yang termasuk dalam jenis tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu komoditas pertanian yang ekonomis dan berpeluang untuk dikembangkan. Jagung biasanya digunakan sebagai bahan baku industri makanan, indutri kimia, industri fermentasi dan pakan ternak. Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antar tahap petumbuhan dan jumlah daun yang berkembang berbeda       (Prasnasari et al., 2012). Pertambahan jumlah daun akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman dan sampai pada umur tertentu akan terhenti atau menurun karena tanaman memasuki fase reproduktif (Rahni, 2012).

2.1.2. Rumput Gajah
Pennisetum purpureum yang dikenal juga dengan nama Rumput Gajah merupakan tanaman tahunan yang berumpun-rumpun . Tanaman berdiri tegak, berakar dalam dan tinggi dengan ramping yang pendek, memiliki tulang daun yang tampak jelas sepanjang permukaan tanah. Rumput Gajah dapat dibiakkan secara vegetatif dengan stek batang atau sobekan rumpun, panjang stek yang dianjurkan adalah 20 - 25 cm, minimal terdiri atas dua buah buku dan diambil dari tanaman berumur 3 - 6 bulan  (Fausina, 2006). Rumput Gajah mempunyai tinggi tanaman yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada semua macam  pemupukan yang sama (Sumarsono et al., 2008).
2.1.3. Legum Kalopo
Calopogonium Mucunoides atau legum kalopo adalah tanaman leguminosa yang digunakan sebagai pakan ternak. Tanaman legum kalopo sangat membutuhkan unsur nitrogen. Tanaman leguminosa rendah unsur nitrogen maka akan tumbuh kerdil (Setyani et al., 2013). Jenis pupuk serta jenis budidaya terhadap tanaman legum memengaruhi tinggi tanaman legum (Andriyani 2005).  Cahaya termasuk faktor lingkungan terpenting karena cahaya mempengaruhi secara langsung melalui proses fotosintesis dan secara tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman legum kalopo (Farizaldi 2011).  Faktor biotik yang berlebihan akan berdampak buruk pada produksi hijauan, termasuk juml

Tidak ada komentar:

Posting Komentar