LAPORAN
RESMIPRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
|
Disusun oleh :
Kelompok
VIIIA
Rengganis
Widya P 23010114120016
Eka Veri Yunianto 23010114120020
Gilbert Nathaniel 23010114120029
Heni Sulistiyawati 23010114120032
Achmad Kadri 23010114120040
JURUSAN
S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul :
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Kelompok :
VIIIA (DELAPAN)A
Jurusan :
S-1 PETERNAKAN
Fakultas :
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
Tanggal Pengesahan : .... Mei
2015
Menyetujui,
Koordinator Asisten
Praktikum Mikrobiologi
NIM. 23010112140275
|
Asisten Pembimbing
NIM.
23010111120019
|
Mengetahui,
Koordinator Praktikum Mikrobiologi
Dr.
Dra. Turrini Yudiarti, M.Sc.
NIP. 19591202 198703 2
002
RINGKASAN
Kelompok VIIIA. 2015. Laporanresmi Praktikum Mikrobiologi
(Asisten :IKA DIAN
LESTARI ).
Praktikum Mikrobiologi dengan materi
Sterilisasi dan Pembuatan Medium dilaksanakan padahari Selasa, 21
April 2015 dan materi Metode
Hitung Cawan dan Pewarnaan Gram dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2015 di Laboratorium
Fisiologi dan Biokomia, Fakultas peternakan dan Pertanian, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Materi dalam Praktikum Mikrobiologi meliputi
bahan yaitu kertas pembungkus,
kaps, alkohol, alumunium foil, Nutrien Broth, Lactose Broth, kentang, detrose,
agar, aquades, asam tartarat, sampel yang akan dihitung (bakter/jamur/mikroba),
medium, larutan gram (A, B, C, dan D), biakan bakteri. Alat
yang digunakan adalah oven,
autoklaf, cawan petri, pipet hisap, erlemeyer, timbangan, waterbath, baker
glass, gelas ukur, pisau, kain saring, pH meter, tabung reaksi, bunsen, kaca
objek, loop, dan mikroskop
Hasil yang
diperoleh dari Praktikum Mikrobiologi dengan materi
sterilisasi adalah bahwa sterilisasi dilaksanakan untuk
peralatan yang akan digunakan praktikum sedangkan
sterilisasi basah dilaksanakan untuk mensterilkan medium atau bahan yang akan
digunakan untuk praktikum. Medium yang digunakan untuk penumbuhan bakteri
adalah NA. Jumlah mikroba yang dihasilkan adalah pada 10-3 = 239; 10-4
= 282; dan 10-5 =
17. Bakteri gram negatif dengan bentuk cocus, koloni
individu, berwarna merah muda, dan nama bakteri adalah Eschericha coli. Sedangkan gram positif memiliki bentuk lonjong,
koloni individu, berwana bening, dan nama bakterinya adalah Lactobacillus achidophillus.
Kata
kunci :Starilisasi,
Pembuatan Medium, Penghitungan Jumlah Mikroba, Pewarnaan
Gram.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah berkenan melimpahkan
rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi
Praktikum Mikrobiologi. Praktikum ini diadakan
bertujuan agar para mahasiswa mengetahui tentang jenis-jenis sterilisasi,
pembuatan medium agar, metode hitungan cawan, morfologi bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif, dan pewarnaan gram.
Penulis menyampaikan
terima kasih kepada Dr. Dra. Turrini Yudiarti, M.Sc. selaku Koordinator Praktikum, Nia Nurasiah selaku Koordinator Umum
Asisten Praktikum Mikrobiologi Ika Dian Lestari selaku Asisten
Pembimbing yang telah membimbing dan membantu selama praktikum berlangsung
sampai penyusunan laporan Praktikum Mikrobiologi ini selesai. Harapan penulis
semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian
kata pengantar dari penulis, penulis menyampaikan terimakasih atas perhatiaan
dan koreksi dari berbagai pihak.
Semarang, Mei 2015
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................
v
DAFTAR
ILUSTRASI................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
............. 2.1.
Sterilisasi................................................................................. 2
2.2. PembuatanMedium................................................................. 2
2.3. Metode Hitungan Cawan....................................................... 3
2.4. Morfologi Bakteri................................................................... 4
2.5.
PewarnaanGram ..................................................................... 5
BAB III. MATERI
DAN METODE.......................................................... 8
3.1. Materi...................................................................................... 8
3.2. Metode.................................................................................... 9
4.1. Sterilisasi................................................................................. 13
4.2. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA).................. 14
4.3. Penghitungan Jumlah Mikroba............................................... 15
4.4.
Pewarnaan Gram..................................................................... 18
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN......................................................... 21
5.1. Simpulan.................................................................................. 21
5.2. Saran........................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
LAMPIRAN................................................................................................ 23
Nomor Halaman
1.
Hasil Perhitungan Koloni Bakteri..............................................................
Nomor
Halaman
1.
Gambar Pengamatan Bakteri Gram Positif Perbesaran1000
kali.................. ....
2.
Gambar Pengamatan Bakteri Gram Negatif Perbesaran1000
kali .................. ....
Nomor
Halaman
1. Gambar dan Fungsi Alat..................................................................................
2. Perhitungan SPC (Standard Plate Count)......................................................
3. Fotokopi Laporan Hasil Praktikum
...................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
Dendeng daging sapi adalah makanan olahan yang berbahan
dasar daging sapi yang dipotong berbentuk lempengan yang dibuat dengan cara
pengeringan. Dendeng merupakan salah satu contoh makanan yang diawetkan dengan
cara pengerungan, pada pengeringan tersebut dapat menghilangkan kandungan air
sebanyak 15 – 50% bersifat plastis dan tidak terasa kering. Dendeng sapi mengandung
energi sebesar 433 kalori, protein 55 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 9 gram,
kalsium 30 miligram, fosfor 370 miligram, dan zat besi 5 miligram.
Tujuan dari pelaksanaan praktikum mikrobiologi yaitu
mahasiswa mampu melakukan sterilisasi peralatan dan medium, pembuatan medium Nutrient Agar (NA), menghitung jumlah
koloni bakteri dengan menggunakan metode hitung cawan, dan mengidentifikasi
bakteri dengan pewarnaan Gram.
BAB II
TINJAUAN PUISTAKA
2.1. Sterilisasi
2.1.1. Sterilisasi Kering
Biasanya
untuk sterilisasi kering (dry
sterilization) dilakukan pada suhu 160oC selama 120 menit atau
170oC selama 60 menit didalam oven "Poupinel" (Rushbrook
et al.,
2005). Metode
ini hanya digunakan untuk alat-alat gelas dan peralatan yang terbuat dari logam atau bahan lain yang tidak rusak dalam
temperatur tinggi (Yuliarti, 2010)
2.1.2. Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah yaitu
pemanasan menggunakan autoklaf selama 120o C dengan tekanan 2 atm
selama 15 menit (Karmana, 2008). Metode sterilisasi ini
memakai alat bernama autoklaf, yang bekerja dengan tekanan uap (Yuliarti, 2010).
2.2.
Pembuatan Medium
2.2.1.
Medium Nutrient Agar
(NA)
Nutrient agaradalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, yaitu
mikroorganisme heterotrof.Nutrien agar merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air dan produk pangan untuk
membawa stok kultur, pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan mengisolasi
organisme dalam kultur murni (Schlegel, 2000). Nutrient agar (NA) adalah suatu medium yang mengandung sumber
nitrogen dalam jumlah cukup yaitu 0,3% ekstrak sapi dan 0,5% pepton, tetapi
tidak mengandung sumber karbohidrat (Irianto, 2006).
2.2.2. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Medium
ini digunakan karena mempunyai nutrisi yang di butuhkan oleh mikroba sendiri
untuk tumbuh. Selain itu medium PDA ini digunakan untuk menumbuhkan tipe
mikroba yang lebih spesifik yaitu fungi (Saparinto et al., 2014). Medium
PDA ini digunakan sebagai medium dalam pembuatan pembuatan spawn. Sedangkan
fungsi dari medium tersebut adalah sebagai tempat yang memang sengaja dibuat
dan dikondisikan sebagai substrat atau tempat pertumbuhan agar pertumbuhan dari
mikroba tersebut lebih optimal (Gandjar,
2006).
2.3. Metode Hitungan Cawan
Syarat
penghitungan koloni yaitu cawan yang dihitung adalah cawan yang mengandung jumlah
koloni 30 – 300, rataan jumlah koloni yang tumbuh di dalam media PCA
dikalikan dengan faktor pengenceran
menggambarkan populasi mikroba yang hidup dalam limbah cair tersebut (Komarawidjaja, 2007). Cara
menentukan jumlah
mikroorganisme per ml suspensi dilakukan dengan jumlah koloni terhitung dengan
volume suspensi yang diinokulasi dan dikali dengan pengenceran yang digunakan (Lesmana et al., 2010).
2.4. Morfologi Bakteri
2.4.1. Bakteri Gram Positif
Apabila menjadi ungu
maka dikatakan positif menghasilkan enzim oksidase, sebaliknya apabila tidak
berubah warna maka negative (Lesmana et al., 2010). Lactobacillus termasuk bakteri asam laktat yang sering dijumpai pada makanan
fermentasi, produk olahan daging, susu, dan buah-buahan (Hardiningsih, 2005)
2.4.2. Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram (Feliatra et al., 2004). Pada dinding sel bakteri
gram negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit karena secara struktural
lebih kompleks (Cambell et al., 2004).
2.5. Pewarnaan Gram
Pewarnaan
Gram merupakan salah satu bentuk dari pengamatan koloni bakteri, ini sesuai
dengan pendapat Feliatra et al,.
(2004). Pewarnaan Gram ini menggunakan cawan kaca preparat yang telah
ditambah sampel dan ditetesi dengan aquades yang kemudian di fiksasi hingga
mulai mengering setelah itu di amati dibawah mikroskop. Pewarnaan Gram ini
untuk mengetahui dua jenis mikroba yang sering muncul yaitu mikroba positif dan
negatif (Sunarlim, 2009).
BAB
III
MATERI
DAN METODE
Praktikum dengan materi sterilisasi alat dan bahan, dan
pembuatan medium Nutrient Agar (NA)
dilaksanakan hari Senin, 21 April 2015 pukul 13.00 – 16.00 WIB. Pada materi
penghutungan jumlah mikroba dengan metode hitung cawan dan pewarnaan Gram
dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2015 pukul 13.00 – 16.00 WIB di
Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan dan Pertanian,
Universitas Diponegoro, Semarang.
3.1. Materi
Alat yang digunakan antara lain adalah tabung reaksi,
cawan petri, pipet hisap, enlemeyer, bunsen, oven, autoklaf, timbangan,
waterbath, beker glass, gelas ukur, pisau, kain saring, pH meter, kaca objek,
loop, dan mikriskop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Nutrient Broth,
Lactose Broth, kentang, detrose, agar, aquades, asam tartarat, kertas
pembungkus, kapas, alkohol, alumunium foil, sampel yang akan dihitung
(bakteri/jamur/mikroba), medium, larutan Gram (A, B, C, dan D), biakan bakteri.
3.2. Metode
3.2.1.
Sterilisasi
3.2.1.1. Sterilisasi Kering, siapkan pipet, cawan petri, erlemeyer serta alat gelas
lainnya sesuai dengan kebutuhan. Bersihkan cawan petri dengan menggunakan kapas
yang dibasahi dengan alkohol untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang menempel
pada cawan, kemudian bungkus 3 pasang cawan petri tersebut dengan kertas
pembungkus. Bersihkan pipet hisap dengan sumbat bagian pangkal pipet dengan
kapas, kemidian bungkus 6 pipet dengan kertas, dan jangan lupa memberi tanda
pada bagian pangkal dan ujung. Masukkan cawan petridan pipet hisap kedalam oven
selama 1 jam pada suhu 1700C. Setelah selesai keluarkan pipet hisap
dan cawan petri dari oven, tunggu hingga dingin suhu (suhu ruang) sebelum
digunakan.
3. 2. 1. 2. Sterilisasi Basah, memasukkan medium yang akan disterilkan ke dalam
erlemeyer berjumlah 1 buah dan tabung
reaksi berjumlah 5 buah serta larutan pengencer dalam tabung reaksi , kemudian
tutup rapat dengan menggunakan kapas. Masukkan erlemeyer dan tabung reaksi
tersebut ke dalam autoklaf, kemudian tutup autoklaf dengan rapat. Nyalakan
autoklaf, tunggu hingga manometer dan termometer menunjukan tan sterilisasi
atau pada suhu 1210C dengan tekanan 2 atm, diamkan selama 15 menit.
Setelah 15 menit tunggu hingga tekanan autoklaf berkisar 0,5 atm, buka tutup
pengaman dan biarkan hingga autoklaf tidak lagi bertekanan (uap air keluar),
setelah itu buka autoklaf dan keluarkan mediumnya. Khusus untuk medium agar,
untuk menurunkan suhunya dan menjaga agar tidak membeku maka masukkan medium ke
dalam inkubator bersuhu 550C, sebelum digunakan.
3.2.2. Pembuatan Medium
3.2.2.1 Pembuatan Medium Nutrient Broth ( NB) Nutrient Agar (NA)
Timbang Nutrien Broth ( NB) sesuai kebutuhan,
larutkan dalam aquades, aduk atau campur menggunakan pengaduk magnetik dan
lakukan sterifikasi menggunakan autroklaf. Untuk membuat Nutrient Agar (NA),
tambahkan 1.5 % agar dalam Nutrient Broth (NB).
3.2.2.1 Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar
(PDA) dan Acidified Potato dextrose Agar (APDA)
Kupas kentangdengan pisau tajam
sehinggan bersih, kemudian bilas dengan air hingga bersih. Irislah kentang
tersebut dengan ukuran kira-kira 1x1x1 cm. timbang kentang dengan tepat sebanyak
500g. masukkan kentang ke dalam beker gklaa, kemudian tambahkan 10000 ml
aquades , tutup beker glass dengan alumunium foil serapat mungkin. Panaskan
dalam water hingga mendidih selama 30 menit. Setelah itu dinginkan ,
kemudian lumat kentang hingga hancur. Ambil fitrat kentang dengan cara menyaringkan
menggunakan kain lain / kapas yang bersih. Setelah fitrat terkumpul ukuran volumenya untuk membuat mediun PDA.
Selanjutnya untuk membuat medium APDA
,terlebih dahulu siapkan 2 ml .
Selanjutnya untuk membuat medium APDA, terlebih dahulu siapkan larutan
asam laktarat 10 %. Sterilkan medium PDA dalam autoklkaf pada suhu 121o
C, , 2 atm selama 5 menit. Setalah steril masukkan medium PDA dan larutan asam laktararat 10 % ke dalam inkubator
bersuhu 50 o Setelah ke duanya mencapai suhu 50 % tambahkan dengan pipet ukur steril
larutan asam tartarat 10 % ke dalam
medium PDA secara aseptis. Masa medium yang dihasilkan ersebut adalah medium
APDA. (setiap 1000 ml PDA membutuhakan 10 %
total l arutan asam tartarat 10 %. Ph medium APDA berkisar 3.5-4.0).
3.2.3. Penghitungan
Jumlah Mikroba
Menyiapkan dan beri label larutan pengencer dan cawan
petri steril sesuai dengan dengan pengenceran dan pemupukan yang ditetapkan. Lakukan pengenceran sampai tingkat
pengenceran yang ditentukan ( bahan yang busuk
lakukan sampai tingkat pengenceran 10-9). Lakukan pencawanan pada 4
tingkat pengenceran yang terakhir. Lihat ilustrasi 2, dengan jumlah pengenceran
yang sesuai dengan yang ditetapkan.
3.2.4.
Pewarnaan Gram
Pada
kultur cair, sebarkan satu atau lebih loop kultur cair pada kaca objek sehingga
mencapai diameter kira-kira 1- 1.5 cm2 keringkan atau fiksasi dengan nyala api kecil.
Pada kultur padat, berilah 1-2 tetes air pada kaca objek dan ambilah sejumlah
kecil mikroba menggunakan ujung loop, kemudian sebarkan pada air diatas kaca
objek sehingga mencapai diameter 1-1.5 cm2. Suspensi yang terbentuk
tidak boleh terlalu keruh untuk mencegah terbentuknya preparat yang terlalu
tebal. Keringkan/fiksasi dengan nyala api kecil. Teteskan pewarna violet kristal ( Gram A) diatas preparat
diamkan selama 1 menit. Bilas dengan aquades dengan cara memegang kaca objek
pada posisi miring. Buanglah sisa air yang tertinggal, dan tetesi menggunakan
larutan lugol (Gram B) selama 2 menit.
Bilas dengan aquades , kemudian hilangkan warna dengan Gram C sampai warna biru
tidak luntur lagi. Bilas kembali dengan aquades, kemudian tetesi dengan safranin (Gram D) selama 30 detik. Bilas
dengan air dan keringkan menggunakan tisu. Periksalah dibawah mikroskop hingga perbesaran 100 X.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sterilisasi
4.1.1. Sterilisasi Kering
Sterilisasi kering
merupakan seterilisasi alat dan bahan yang digunakan untuk pembiakan bakteri
dengan menggunanakan panas oven untuk mensterilkan yang bersuhu 1700C
dan memerlukan waktu 1 jam atau 60 menit. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rushbrook et al., (2005) yang
menyatakan bahwa biasanya untuk sterilisasi kering (dry sterilization) dilakukan pada suhu
160oC selama 120 menit atau 170oC selama 60 menit didalam
oven "Poupinel". Pada pensterilan ini di khususkan untuk peralatan yang
tahan terhadap temperatur yang tinggi sehingga bila di oven pada suhu tinggi
alat tersebut tidak rusak atau pecah. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuliarti
(2010) yang menyatakan bahwa pada metode ini hanya
digunakan untuk alat-alat gelas dan peralatan yang terbuat dari logam atau bahan lain yang tidak rusak dalam
temperatur tinggi.
4.1.2. Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah merupakan pensterilan alat dan bahan
menggunakan alat autoklaf dengan suhu 1200C selama 15 menit. Hal ini
sesuai pendapat Karmana (2008) yang menyatakan bahwa sterilisasi
basah yaitu pemanasan menggunakan autoklaf selama 120o C dengan
tekanan 2 atm selama 15 menit. Sistem kerja
dalam mensterilkan alat, autoklaf bekerja dengan menggunakan tekanan uap untuk
mensterulkan ala-alat yang akan disterilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yuliarti (2010) yang menyatakan bahwa metode
sterilisasi ini memakai alat bernama autoklaf, yang bekerja dengan tekanan uap.
4.2. Pembuatan Medium
4.2.1. Potato Dextrose Agar (PDA)
Pada
praktikum ini, medium yang digunakan adalah medium PDA (Potata Dextrose Agar).
Pada medium ini mempunyai komposisi bahan-bahan yang harus di gunakan dalam pembuatannya
antara lainkentang, dekstrosa, agar-agar dan juga aquades. Hal ini sesuai
dengan pendapat Saparinto et al.,
(2014) yang menyatakan bahwa medium
ini digunakan karena mempunyai nutrisi yang di butuhkan oleh mikroba sendiri
untuk tumbuh. Selain itu medium PDA ini digunakan untuk menumbuhkan tipe
mikroba yang lebih spesifik yaitu fungi. Didukung
oleh pendapat Gandjar (2006) yang menyatakan bahwa medium PDA
ini digunakan sebagai medium dalam pembuatan pembuatan spawn. Sedangkan fungsi
dari medium tersebut adalah sebagai tempat yang memang sengaja dibuat dan
dikondisikan sebagai substrat atau tempat pertumbuhan agar pertumbuhan dari
mikroba tersebut lebih optimal.
4.2.2. Nutrient agar (NA)
Nutrient agar atau (NA)
adalah medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang heterotrof dan pada Namedia umum yang
digunakan berupa air sebagai pembawa stok pangan kulturnya. Hal ini sesuai
pendapat
Schlegel (2000) yang menyatakan bahwa Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan
produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas
dari mikroorganisme yang tidak selektif, yaitu mikroorganisme heterotrof. Nutrien
agar merupakan
salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji
biasa dari air dan produk pangan untuk membawa stok kultur, pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan mengisolasi organisme dalam kultur murni. Nutrient agar (NA) mengandung nutien yang cukup
untuk pertumbuhan mikroognanisme karena suatu mikroorganisme membutuhkan
nutrien untuk perkembangannya. Han ini sesuai pendapat Irianto (2006) yang
menyatakan bahwa Nutrient agar (NA) adalah suatu medium yang
mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup yaitu 0,3% ekstrak sapi dan 0,5%
pepton, tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat.
4.3. Penghitungan
Jumlah Mikroba
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel1.Hasil
Perhitungan Koloni Bakteri
Sampel
|
Medium
|
Metode
|
Pengenceran
|
SPC (cfu/ml)
|
||
10-.3
|
10-4
|
10-5
|
||||
Dendeng
|
PDA
|
Pour
Plate
|
239
|
282
|
17
|
2,82×10-2
|
Sumber:
Data Primer Praktikum Mikrobiologi,
2015.
Berdasarkan
data di atas didapatkan bahwa SPC dendeng dengan medium NA
sebesar 2,82 x 102 CFU/ml. Pengenceran pada sampel dendeng dilakukan
sebanyak 3 kali. Namun dalam penghitungan SPC sampel dendeng mengambil 3
pengenceran terakhir. Semakin banyak dilakukan pengenceran maka semakin sedikit
jumlah koloni yang terhitung.. Semakin banyak dilakukan pengenceran maka
semakin sedikit jumlah koloni yang terhitung. Hal ini sesuai dengan pendapat Komarawidjaja (2007) bahwa syarat
penghitungan koloni yaitu cawan yang dihitung adalah cawan yang mengandung jumlah
koloni 30 – 300, rataan jumlah koloni yang tumbuh di dalam media PCA
dikalikan dengan faktor pengenceran
menggambarkan populasi mikroba yang hidup dalam limbah cair tersebut.
Didukung pendapat dari Lesmana et al., (
2010) yang menyatakan bahwa cara menentukan jumlah mikroorganisme
per ml suspensi dilakukan dengan jumlah koloni terhitung dengan volume suspensi
yang diinokulasi dan dikali dengan pengenceran yang digunakan.
4.4. Pewarnaan
Gram
4.4.1. Lactobacillus achiclopillus
Berdasarkan praktikum pewarnaan bakteri di peroleh hasil sebagai berikut :
Ilustrasi
1.GambarPengamatanBakteri Gram PositifPerbesaran1000 kali
Nama Spesies Bakteri
|
Nama Spesies Bakteri
|
Bentuk
: lonjong
Koloni : individu
Warna : keunguan
Gram : positif
|
Bentuk
: batang
Koloni : tidak ada koloni
Warna : birukeunguan
Gram : positif
|
Sumber :
Data Pimer Praktikum Mikrobiologi,
2015.
|
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa Lactobacillus
achidopillus berbentuk lonjong, individu, berwarna bening dan merupakan
bakteri gram positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesmana et al., (2010) yang menyatakan bahwa
apabila menjadi ungu maka dikatakan positif menghasilkan enzim oksidase,
sebaliknya apabila tidak berubah warna maka negatif. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hardiningsih (2005) yang
menyatakan bahwa Lactobacillus
termasuk bakteri asam laktat yang sering dijumpai pada makanan fermentasi,
produk olahan daging, susu, dan buah-buahan.
4.4.2. Escherichia coli
Berdasarkan praktikum pewarnaan bakteri di peroleh hasil sebagai berikut :
Ilustrasi
2.GambarPengamatanBakteri Gram Negatif Perbesaran1000 kali
Nama Spesies Bakteri
|
Nama Spesies Bakteri
|
Bentuk : coccus
Koloni : individu
Warna : merah muda
Gram : negatif
|
Bentuk
: oval
Koloni : terbentuk koloni
Warna : merah
Gram : negatif
|
Sumber : Data Pimer Praktikum Mikrobiologi,
2015.
|
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode pewarnaan gram,
didapatkan hasil bahwa Eshercia coli sebagai gram
negatif yang berwarna merah muda.
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan
bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari Feliatra et al,. (2004) yang menyatakan bahwa bakteri gram negatif adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Hal ini diperkuat
dengan pendapat Campbell et al., (2004) yang menyatakan banwa pada
dinding sel bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit
karena secara struktural lebih kompleks.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Simpulan
dari praktium yang telah dilakukan yaitu pada praktikum sterilisasi dibagi menjadi dua metode yaitu sterilisasi
kering pada oven dengan suhu 170oC selama 60 menit dan sterilisasi basah pada
autoklaf selama 120o C dengan tekanan 2 atm selama 15 menit. Pembuatan medium NA menggunakan agar –agar berfungsi sebagai medium tumbuh dari bakteri.
Pada pengamatan mikroba pada dendeng diperoleh jumlah mikrobanya adalah 2,81×10-2.
Pewarnaan Gram menghasilkan
dua mikroorganisme yaitu Lactobacillus
achidopillus sebagai bakteri
Gram positif yang
mempunyai warna ungu, bentuk batang
atau basil, peptidoglikan tebal dan Escherchia coli sebagai bakteri Gram negatif yang tidak
dapat mempertahankanwarna ungu
namun dapat menyerap warna merah muda dari safranin, memiliki bentuk oval, memiliki koloni, dan
peptidoglikan yang tipis.
5.2. Saran
Pada pratikum mikrobiologi pada saat pembuatan medium NA
maupun PDA terjadi kesalahan sehingga medium yang dibuat pada hari selanjutnya
tidak bisa membeku, sehingga mikroorganisme yang akan diamati tidak terdeteksi.
Pada pewarnaan gram mikroorganisme yang terlihat hanya sedikit bahkan tidakada
dan gambar mikroorganisme yang diamati dibawah mikroskop kurang jelas hal ini
juga diakibatkan pada kesalahan pembuatan mediumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barus W, Hasan Sitorus, Indra Lesmana. 2010. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Kamboja (Plumiera rubra) pada
Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Aeromonas hydrophila secara
In Vitro. Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi
Menguak Dunia Mikroorganisme I. Yrama Widya, Bandung.
Gandjar,
I dan W, Sjamsuridzal.
2006. Mikologi : Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Karmana,
O. 2008.Biologi. Grafindo Media Pratama, Jakarta.
Komarawidjaja, W. 2007. Karakteristik dan Keragaman Mikroba Unit Pengolah Limbah Cair Tekstil. Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Rushbrook
et al. 2005.Pengelolaan Layanan Aman
Limbah Layanan Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Saparinto, C dan D, Hesti Setyaningrum.
2014. Panduan Lengkap Gaharu. Penebar Swadaya, Jakarta Timur
Schlegel,
H. G. 2000. Mikrobiologi Umum Edisi keenam.Diterjemahkan oleh Tedjo Baskoro.
Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta, Yogyakarta.
Yuliarti,
N. 2010.Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Lily Publisher, Yogyakarta.
Lampiran 1.Alat-alat
Praktikum Mikrobiologi
No
|
Gambar
|
Nama
|
Fungsi
|
1.
|
|
Timbangan Analisis
|
menghitung berat bahan yang akan
digunakan
|
2.
|
|
Erlemeyer
|
wadah larutan pengencer
|
3.
|
|
Waterbath
|
memanaskan/mensterilkan medium
|
4.
|
|
Beaker glass
|
wadah bahan
|
5.
|
|
Gelas ukur
|
menakar bahan cair yang digunakan
|
6.
|
|
Pisau
|
memotong dan mengupas kentang
|
7.
|
|
Oven
|
sterilisasi alat praktikum
|
8.
|
|
autoklaf
|
sterilisasi medium secara basah
|
9.
|
|
Cawan petri
|
tempat medium dan sampel
|
10.
|
|
Pipet hisap
|
mengambil medium atau sampel
|
11.
|
|
Tabung reaksi
|
tempat medium agar cair
|
12.
|
|
Pipet
|
mengambil larutan
|
13.
|
|
Kompor listrik
|
Memasak kentang dan air untuk filtrat
kentang
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar